Rabu, 29 Februari 2012

LAST FOREVER

LAST FOREVER
Ini adalah tulisan pertamaku yang berhasil tamat aku tulis. Semoga kalian berkenan membaca cerita aneh ini. Mohon saran dan kritiknya yah. ^.^
Happy reading.
BUDHAYUTZ

Cintaku Hidupku Matiku Hanya Untukmu
Terima kasih atas cinta yang telah kau beri
Cintamu adalah anugerah bagiku
Nafas untuk hidupku
Dan nyawa untuk ragaku
Keeadaanmu tak kan membuatku ragu untuk memberikan hidupku untukmu
Karena cintaku tak hanya mencintai segala yang ada pada dirimu
Cintaku untuk hatimu
Cintaku untuk hidupmu
Berbahagialah dengan sisa hidupmu walau ragaku tak dapat memelukmu
Berbahagialah dengan sisa hidupmu walau bibir ini tak kan pernah kembali menciumu
Berbahagialah dengan cintaku untukmu

Kembali aku menatap batu yang mengukir indah namamu. Batu yang tertancap pada gundukan tanah merah. Batu yang menjadi penanda rumah barumu. Tidurlah dengan tenang di kasur tanahmu, tunggu aku menjemputmu ke alam keabadian, bersabarlah sayang. Cinta ini akan mempersatukan kita kembali. Cintaku hanya untukmu.
#flashback
Langit tak urung berhenti menangis sore ini, nampaknya langit pun mengerti akan perasaan ku ini. Aku hanya dapat terdiam, menangis, meratapi masa depan ku yang telah lebur. Sudah beberapa hari ini aku bolos kerja, rasanya tak ada semangat yang tersisa dalam tubuhku untuk melanjutkan hidup.
Kini temanku hanyalah gelas-gelas kopi dan puntung rokok. DEPRESI dan STRES, dua kata itulah yang mungkin sedang aku alami.” Hmmm…malang benar nasib ini Tuhan” keluhku dalam hati.

Tok…tok…tok…
“Ki, kamu didalam ki?” samar pintu itu bersuara di iringi seseorang memanggilku di luar sana. Ku angkat lemah kaki ini, perlahan aku membuka pintu itu, cahaya terang sedikit meyilaukan. Mungkin karena beberapa hari ini lampu kamar memang sengaja ku matikan, jadi mataku kaget menerima cahaya matahari. Samar mulai terlihat sosok yang membangunkan ku dari ratapan tadi, perlahan semakin jelas, badannya tegap, dengan rambut sedikit gondrong tapi masih tetap rapih, bibirnya tipis menggoda. Aku mengenali sosok ini, yah dia adalah Satya, kekasihku.
“are you ok?” dengan raut wajah cemas segera ia menerjangku dengan pertanyaan.
“yeah..im fine”, jawabku lemas.
“trus kemana aja kamu beberapa hari ini? Ga ada ujan, ga ada angin, ga ada kabar  pula” nada suaranya kini lebih tinggi, menandakan dia marah dengan sikap ku beberapa hari ini.
“ga kemana-mana, Cuma lagi pengen sendiri aja”.
“and what’s going on here??!!” pertanyaan selanjutnya yang ia lontarkan setelah melihat kamar ku yang mirip markas mafia kelas cengek. “ kamu tuh kenapa sih? Kenapa kamu tiba-tiba berubah gini? Lihat tuh rupa kamu, ga jauh beda sama orang gila yang suka mangkal di lampu merah tau ga”.
“yeah…I know. Udah 2 hari ku ga mandi” jawab ku santai, seraya kembali ke posisi duduk ku semula sembari membakar ujung rokok yang telah ku sematkan di bibir ku. “aku ingin putus” tiba-tiba kalimat yang tak pernah terfikirkan sebelumnya itu keluar lancar dari mulut ku.
“apa??!!” jawabnya kaget.
“iya..kita putus”
“kenapa? Salah ku apa, tiba-tiba kamu minta putus”
“ga.. kamu ga salah apa-apa, Cuma udah bosen aja aku sama kamu”
“bosen!!!...tapi kita baru pacaran dua bulan, ML aja belum pernah, sekarang kamu udah bilang bosen?”
“yah mau gimana lagi, gitu keadaannya”
BBBUUUKKKKK
Kurasakan kepalan tangan mendarat di muka ku, di susul dengan darah yang mengalir dari hidungku. Tanpa berkata apa-apa Satya pergi meninggalkanku setelah memberikan sebuah pukulan yang ku anggap sebagai kado perpisahan kami.
Tak dapat ku bendung lagi, air mata ini menetes juga.
Maafkan aku Satya, aku terpaksa melakukan ini padamu, lebih baik kamu meninggalkanku karena sikapku, dibanding  karena keadaanku sekarang yang aku yakin tak kan sanggup kamu terima dan akhirnya kamu akan meninggalkan aku juga.
HANCUR!!!!
Yah …hancur, kata itulah yang dapat mewakilkan perasaan ku sekarang. Dunia terasa berhenti berputar, langit jingga beralih kelabu dan impian ku lebur menjadi abu. Hanya pahit yang dapat ku rasakan, kelu batinku tuk dapat menerima semua kenyataan. Vonis yang ku dapatkan telah membuat semua impian indah akan masa depan sirna seketika. Vonis yang ku dapatkan dari perbuatan masa laluku. Ingin rasanya ku berteriak pada langit bahwa aku menyesal atas perbuatan masa lalu, namun apa daya, semua tak berguna, semuanya telah terjadi dan tak mungkin kembali. Dan kini aku harus kehilangan orang yang sangat aku cintai.
Aku menangis sejadinya, merasakan sakit karena harus kehilangan mu, kehilangan cinta yang telah ku nanti sekian lama. Ku menangis meratapi nasib yang kurasa sangat tidak adil padaku, takdir yang telah merenggut kebahagiaanku yang ku rasa begitu singkat, takdir yang telah menghancurkan semua impianku. Lama ku terisak dalam tangis, membuat mataku perih dan pusing bertengger di kepalaku. Ku angkat lemah badan ini, ku gerakan kaki menuju kamar mandi hanya untuk membasuh muka agar pusing dapat sedikit pudar. Lama ku terdiam, kembali memikirkan hal-hal yang terjadi padaku saat ini, dan aku hanya dapat menghela nafas panjang mengingat ini semua sudah terjadi.
Belum sampai kakiku menginjak di kamar ku, namun pintu itu sudah terbuka terlebih dahulu, segera ku bergegas masuk, berdiri pria yang ku kenal, Satya dia kembali lagi. Dia berdiri mematung memegang sebuah kertas, wajahnya pucat, ekspresinya lebih parah dibanding saat aku putuskan tadi.
“mau apa balik lagi? Masih belum puas memukulku?”
Dia hanya terdiam menatap tajam wajahku, tangannya masih memegang kertas itu…jangan-jangan.
Seketika dia menghampiriku, dan belum sempat ku berkata dia sedah memeluk tubuhku, memelukku dengan erat, nafasnya tersenggal pertanda ia sedang menangis. “apa karena ini sikap kamu berubah beberapa hari ini? Apa karena ini pula kamu tiba-tiba membuang aku dari hidupmu.” Tanya nya bebisik di sela tangisannya. Aku tak dapat berkata apa-apa, ini di luar dugaanku. “kalau kamu berpikir aku akan meninggalkan mu karena ini, kamu salah ki. Kamu tahu cintaku ini teramat sangat besar untukmu, tak ada satu hal pun yang dapat membuatku membencimu apalagi sampai meninggalkanmu.”
Kalimat terakhir yang Satya ucapkan berhasil murubuhkan dindingku, dinding yang sengaja ku bangun agar aku sanggup meninggalkannya. Sekarang giliran aku yang memeluknya dengan erat, sekuat tenanga aku mencengkram tubuhnya. Tangis ku kembali pecah, kali ini lebih hebat, ku menangis sejadinya di pundak pangeran ku ini.

“ I love you” bisi ku di telinganya.
“ a lot of love for you sweetheart” jawabnya.
“ aku mencintaimu lebih dari apapun, aku ga akan ninggalin kamu, ga akan pernah” lanjutnya.
“tapi sat, aku sakit”
“denger yah, aku ga perduli dengan apa yang terjadi sama kamu sekarang, qu telah berjuang untuk mendapatkan cinta kamu, aku ga akan ngelepasin kamu dengan alasan apapun…TITIK.”
“ tapi aku ga bias bahagiain kamu sat, kamu tahu resikonya kan, qu ga mau bikin kamu tersiksa.”
“aku mencintai mu, mencintai hati mu, mencintai tingkah laku mu, mencintai segala bagian tubuh mu, cintaku bukan hanya pada pantat atau batang kemaluan mu saja, aku mencintai hidup mu”
“tapi sat…” belum sempat kalimat ku selesai, bibirnya telah menyentuh bibir ku.
“ aku ga mau denger kata tapi lagi, cintaku ini sungguh untukmu, begitu pula hidupku.”
Mendengar kalimat terakhir yang terucap dari bibir indah itu aku tak sanggup berka-kata lagi. Perasaan ini tak dapat ku ucapakan, bahkan tak dapat ku lukiskan. Yang aku tahu lorong gelap ini perlahan mendekati pintu terang, pintu yang akan membawaku pada gerbang kebahagiaan.
Hari demi hari kulalui dengan kebahaggiaan bersama pangeranku, semua terasa indah, tak ada lagi kabut gelap menyelimuti batinku, hanya cahaya terang yang senantiasa menyinari relung jiwaku. Semuanya begitu sempurna.
Namun bukanlah hidup bila semuanya terjadi sesuai kehendak manusia. Tuhan selalu mempunyai rencana lain disetiap rencananya, kebahagian dibalik kepedihan dan begitu pula sebaiknya.
“ satya pasti suka dengan kadoku ini” yah, hari ini adalah hari jadi cinta kami. Sengaja aku menjauhinya selama seminggu untuk memberikan sedikit kejutan. Untuk hadiah aku membeli sebuah  jacket dengan merek favoritnya, tentunya dengan design yang pasti dia sukai. Aku hafal betul apa yang dia suka dan tidak. Kebetulan hari ini dia libur pasti dia ada dikosan, dan sengaja pula aku izin bolos untuk mempersiapkan ini semua. Setelah semua kejutan selesai dipersiapkan segera aku menuju kosannya, tak butuh waktu lama untuk tiba di sebuah rama yang dirubah menjadi kost-koostan oleh pemiliknya karena tidak terpakai. Segera aku menuju kamar Satya, pintunya sedikit terbuka, ah benar saja fikirku pasti dia ada dikosan. Namun belum sempat aku membuka pintu, sepintas dapat kulihat ada orang lain di kamar itu, lemas seluruh badan ku melihat tamu itu tanpa baju dan celana, begitu juga dengan Satya. Darah panas segera mengalir ke otakku, amarahku  meledak sektika, aku banting pintu kamar itu. Kaget mereka dengan kedatanganku.
“owh…jadi ini perbuatan mu di belakangku…tega banget kamu ngelakuin ini semua sama aku !!!” caci maki mulai muntah dari mulutku. Satya hanya bisa terdiam, berusaha mengumpulkan nyawa yang telah kabur saat ku kagetkan tadi. “siapa lagi ini?berani banget ml sama pacar gue, pergi!!!.” karena ketakutan anak itupun segera pergi setelah memakai pakaian seadanya. Rupanya nyawa Satya telah berkumpul, masih dalam keadaan tanpa busana dengan batang yang mengelantung dia coba menenangkanku.
“tenang ki, semuanya bisa aku jelasin”
“jelasin??!!ga perlu!! Mataku sudah cukup mendapat penjelasan dari semua ini. Aku emang bodoh, udah percaya sama kamu. Seharusnya aku tahu ga ada satu pun lelaki yang bisa tahan tanpa sex. Aku emang kotor, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya kaya gini. Udah cukup penderitaanku dengan status ODHA(Orang Dengan HIV-AIDS) menempel di badanku. Ga perlu lagi kamu tambah dengan penghianatan hina ini.”
Segera aku berlari menjauh dari setan itu, namun belum sampai kaki ini melewati pintu, dia sudah meraih tanganku, ditariknya badan ini kedalam pelukannya. Aku berusaha berontak, aku mendorong tubuhnya dengan sisa tenaga yang aku punya, tubuhnya menjauh mendekati dinding. Sesaat kemudian dia tidak beranjak, wajahnya meringis seprti kesakitan, matanya memerah. Perlahan aku melihat cairan menetes dibalik telinganya, cairan itu berwarna merah, cairan itu darah. Tuhan apa yang telah terjadi, ada apa ini, kenapa darah mengucur dari kepalanya, apa dia terbentur begitu keras hinggga berdarah…ASTAGA…ada apa ini Tuhan. Sibuk dengan pertanyaan di dalam kagetku, tak kusadari mata Satya telah tertutup untuk selamanya, dia telah menghirup nafas terakhirnya. Pangeranku kini telah tiada.
#end flashback



“AKU MENCINTAIMU DENGAN SELURUH HIDUPKU”
Itulah kalimat terakhir yang Satya ucapkan sebelum malaikat selesai memberikan siksaan sakaratul maut.
“ayo. Waktu kamu sudah hampir habis.” Suara berat milik lelaki paruh baya membangunkan lamunanku. Lelaki itu memakai seragam kepolisian, dia adalah petugas yang diberi mandat untuk mengawalku ke makan ini. Setelah kejadian itu aku masuk penjara. Aku di limpahi hukuman 2.5 tahun kurungan.  Tahun ini aku mendapat remisi, tapi remisi itu ga aku pakai untuk mengurangi masa tahanan, tapi aku tukar dengan waktu agar aku dapat berziarah ke makam Satya. Benciku hilang setelah anak yang waktu itu kepergok sedang main badan dengan Satya meminta maaf. Dia meminta maaf karena telah memaksa Satya untuk bercinta, walaupun Satya tidak pernah ingin melakukannya. Ah sayang, andai saja waktu itu aku lebih mempercayaimu mendengar penjelasanmu mungkin ini semua tak kan terjadi. Tapi apa mau dikata, semua sudah terjadi. Dan tak mungkin kembali.
“baik Pak” aku menjawab lemas. Aku akan kembali kerumah penebusan dosaku di dunia, sembari menunggu waktu penebusan dosa di akhirat tiba.
Tunggulah aku sayang
AKU SELALU MENCINTAIMU.